Tentang Desa Wawontulap

Mengenal lebih dalam sejarah, budaya, dan kehidupan masyarakat Desa Wawontulap yang kaya akan tradisi dan potensi

Asal Usul Nama Wawontulap

Nama "Wawontulap" berasal dari bahasa Minahasa (Tombulu) yang memiliki makna unik mencerminkan kondisi geografisnya. Kata "Wawon" berarti "di atas", sedangkan "Tulap" berarti "lubang", yang secara harfiah menggambarkan keberadaan sebuah gua di pesisir pantai dengan pemukiman warga yang terletak di atasnya.

Desa ini juga dikenal dengan keberadaan beberapa pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Tatapaan yang terbentuk dari endapan lumpur akibat pasang surut air laut dan ditumbuhi oleh pohon-pohon bakau. Di dekat Pulau Tatapaan terdapat pula tiga pulau lainnya, yaitu Pulau Didike, Pulau Sepatu, dan Pulau Burung.

Mayoritas penduduk Desa Wawontulap merupakan masyarakat pendatang dari suku Bugis, Bolaang Mongondow, Gorontalo, dan Sangir-Minahasa yang masih melestarikan adat dan budaya tradisionalnya. Kehidupan sehari-hari warga desa sangat erat kaitannya dengan lingkungan sekitar, terutama laut dan pulau-pulau di sekitarnya.

Pemandangan udara Desa Wawontulap

Sejarah dan Budaya

Perjalanan panjang Desa Wawontulap dalam mempertahankan identitas budaya Minahasa

Budaya dan kesenian di Desa Wawontulap

Desa Wawontulap juga kaya akan tradisi budaya yang beragam dan memiliki nilai historis serta sosial yang tinggi. Keberagaman etnis yang terdiri dari pendatang berbagai suku, yang memberikan pengaruh kuat terhadap bentuk ekspresi seni dan budaya yang berkembang di desa ini. Kesenian tradisional seperti masamper, yaitu bentuk nyanyian berbalas yang biasa dilakukan secara berkelompok, dan pato-pato, yakni tarian khas yang dilakukan dengan gerakan kaki dan tangan secara serentak, menjadi warisan budaya yang dahulu sangat akrab dengan kehidupan sosial masyarakat. Lagu dero, yang biasanya mengiringi tarian kebersamaan pada malam hari, juga menjadi bagian tak terpisahkan dari pesta rakyat maupun hajatan besar di desa.

Perkembangan Modern

Seiring perkembangan zaman, Wawontulap telah mengalami modernisasi infrastruktur dengan tetap mempertahankan nilai-nilai tradisional. Akses jalan, listrik, dan komunikasi terus diperbaiki.

Desa ini kini menjadi salah satu destinasi wisata yang berkembang di Minahasa Selatan, menawarkan pengalaman autentik budaya lokal dan keindahan alam.

Perkembangan Sebagai Desa Wisata

Desa Wawontulap terus menunjukkan perkembangan pesat sebagai destinasi wisata yang menjanjikan. Dengan status sebagai Desa Wisata Rintisan, desa ini mulai menarik perhatian melalui keindahan alamnya, seperti pantai berpasir putih dan kawasan hutan mangrove yang masih asri.

Upaya untuk mengembangkan potensi pariwisata lokal semakin nyata dengan diresmikannya Wawontulap Beach Resort, yang menjadi simbol awal kebangkitan sektor pariwisata dan membuka peluang ekonomi baru bagi warga desa.

Data Demografis

Profil penduduk Desa Wawontulap berdasarkan data terkini

Distribusi Gender
Laki-laki
442
53.64%
Perempuan
382
46.36%
Kelompok Usia
0-14 tahun
155
18.81%
15-64 tahun
620
75.24%
65+ tahun
49
5.95%
Tingkat Pendidikan
SD/Sederajat
112
42.5%
SMP/Sederajat
67
25.48%
SMA/Sederajat
84
31.94%
Mata Pencaharian
Petani
104
47.27%
Nelayan
76
34.55%
Wiraswasta
27
12.27%
Buruh
13
5.91%